Jumat, 23 Oktober 2015

Berbagi Cerita dan Kisah

Catatan Harianku
Dan
 Kisah keluarga Besarku
Hai....,namaku Pardianto sinaga tapi panggilan akrabku atau aku lebih senang disapa dengan sapaan Ardi, mau tau gak kenapa aku lebih suka dipanggil dengan nama Ardi???,,,,,
Gak usah aku kasih tau ya...,soalnya agak lebay sedikit, entar yang baca jadi muak karena terlalu lebay jadi gak sampe selesai dech bacanya. Disini aku mau berbagi cerita mengenai perjalanan hidupku dan keluarga besarku, tapi berhubung aku masih belajar menulis aku tidak tau harus memulainya dari mana, hhmmm....aku coba dari memperkenalkan sudaraku-saudaraku semuanya aja dech dulu biar lebih jelas.
            Aku adalah anak yang paling bungsu dari antara kami semua bersaudara, kami adalah termasuk keluarga yang besar juga lho....,kenapa tidak?,,,karena kami juga mempunyai dua nyokap atau ibu, dan aku adalah merupakan anak ayahku yang paling kecil diantara semuanya dan juga paling beruntung dari sebahagian anak-anak, yah meskipun aku haus akan kasih sayang seorang ibu aku masih mempunyai kakak dan ayah yang luar biasa, kenapa tidak dismaping beliau ayahku beliau juga teman bermainku dan penyelamat dari segala marah bahaya, karena didalam memperjuangkanku hingga smapai sebesar ini amat banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh keluargaku khususnya ayahku dan kakaku, karena semasa kecilku akau sakit-sakitan bahkan bisa dikatakan sakit keras yang berkepanjangan, dan aku ini adalah anak dari istri kedunya ayhaku, karena aku sering sakit-sakitan apa ayng kemauanku alhamdulillah selagi mampu masih dipenuhi, ditamnah lagi aku itu besarnya didalam asuhan seorang ayah tanpa ibu jadi aku itu tidak mengenal yang namanya kasih sayank ibu dan hidupku itu snagat kasar bahkan karena kasarnya katanya aku itu semasa kecil nakal, tau tidak kenapa aku bilang kalau aku itu nakal, yah karena dibilang kakak-kakak aku dan abang-abang seswaktu besar ini, tapi meskipun begitu aku itu selalu dibelain ayahku. Kenapa tidak anak bungsu gt lho...,karena kebanyakan anak bungsu kan mayoritas dimanjain ditambah lagi kalau aku itu ditinggalin ibu dan suka sakit-sakitan.
Nah sebelum ayahku menikah dengan ibuku ternyata ayahku sudah menikah dulu dengan wanita lain atau lebih tapatnya bisa dikatakan ibuku menikahi ayahku dalam keadaan duda sementara ibuku gadis, tapi meski ibuku gadis dan waktu itu ayahku duda bukan berarti ibuku tidak laku yah...,soalnya mereka itu dijodohkan oleh kakekku.
Ayahku mempunyai anak dari istri pertamanya ada 4 (empat) dua cowok (Robert Sinaga, Khoirum Sinaga) dan dua cewek (Risma Sari Br.Sinaga, Nur Lela Sari Br.Sinaga) atau bisa dikatakan dua pasang dech..., tapi kakak aku itu kembar lho, bahkan semasa gadisnya mereka cowok itu susah bedain mana yang kakaan dan yang mana adean, eh...kok malah cerita masa lalu mereka yah???..habisnya lucu kalau diingat-ingat, nah sewaktu ngelahirin abang aku yang paling kecil (khoirum) ibunya meninggal atau bisa dikatakan kalau dalam islamnya mati syahid dech...,nah waktu beliau meninggal berarti abang aku kan masih bayi, sementara kakak aku dan abang aku yang paling gedhe (Robert) itu juga masih kecil apa lagi anak cowok mana ngerti ngurusin bayi, nah disampaing kebingungan ayahku ngurusin anaknya yang masih kecil-kecil itu uwak aku berinsiyatif bakal nayrikan istri lagi buat adiknya (ayahku) yah...meskipun kadang-kadang kalau ditawarin suruh nikah lagi dengan nyari istri ayahku menolak, ehem..ehem...ternyata ayahku type lelaki yang setia juga, semoga aku juga begitu kelak, tidak akan terpisahkan kecuali maut yang misahin, amiinn....
            Nah, karena ayahku menolak disuruh nyari istgri lagi, uwak aku jadi sibuk sendiri dech nyarikan istri buat adiknya (ayahku) itu, karena mungkin uwak aku kasihan melihat ayahku merasa kerepotan ngurusin anak-anaknya yang masih kecil-kecil yah...meskipun istri uwak aku mau njagain, tapi kan gak mungkin selalu bisa, karena anak-anaknya juga masih ada yang kecil yang harus digemdong-gendong, apa lagi ayahku itu adalah cuman ada tiga bersaudara doank dan cowok lagi semuanya tapi aslinya sich empat, tapi waktu kecil kembaran ayahku yang cewek udah meninggal duluan, ternyata kami adalah Gent kembar. Nah hingga pada akhirnya uwak amu ketemulah dengan ayahnya ibu aku atau lebih mudahnya bisa dikatakan kakek aku, hingga mereka bercerita banyak dan memperkenalkan marga masing-masing karena didalam adat batak itu kalau ketemu orang lain pasti gak ketinggalan nanyak marga, yah..pertamanya pasti nanyak suku dulu dan ujung-unjungnya marga dech, hingga akhirnya kalau sama-sama paham sampe ketemu itu nenek buyutnya, dan itu wajib lho tau...mulai dari asal nomor dan saudara semarga, ribet juga yah...tapi emang begitulah adatnya batak dan kalau gak tau itu dikatakan dalam istilah DALLE yang artinya telah keluar dari marga, tapi asyik juga lho sebenarnya...., Nah, cerita punya cerita sebelum perjodohan ayahku dengan ibuku berlangsung ternyata ibuku sebelumnya sudah menjalin hubungan (pacaran) dengan lelaki pilihannya sendiri, tapi....sayangnya non muslim udah gitu ditambah lagi beda suku (nias) jadi ini nih yang membuat salah satu faktor cinta mereka gak direstui, tapi faktor utamanya sich adalah karena suku nias itu, kalau maslah aqidah mah kan bisa saja muallaf, ternyata kalau difikir-fikir adat ini jauh lebih ribet yah ketimbang agama.
Nah sebelum hubungan mereka semakin dalam, ahkirnya prosesi perjodohan antara ibuku dengan ayahku jadi dipercepat dengan pesta yang sederhana, dan ahkirnya abangku dan kakaku punya ibu baru dech, yah...meskipun tidak sesuai dengan harapan mereka, yan emang mungkin udah hukum alam kali yah...yang namanya ibu tiri itu pasti kejam, tapi gak juga lah yah...itu semuanya kembali kepada individualnya aja, buktinya yang katanya ibu itu pasti sayang sama anaknya, tapi kenyataannya aku tidak mendapatkan itu, dan juga dimedia-media banyak kita saksikan ibu kandung sendiri menjual anaknya, jadi kalau menurut aku ibu yang baik itu adalah relatif, jadi jahat atau baiknya itu kembali kepada diri masing-masing dan tergantung yang menilanya, baim itu ibu tiri dan juga ibu kandung. Kenapa aku bisa katakan itu tergantung kepada diri pribadi masing-masing...? karena aku mempunyai ibu angkat dan pastinya lebih renggang hubungannya dari pada ibu tiri, tapi mereka baik semua kok, bahkan melebihi kasih sayang ibu kandungku sendiri, walaupun kata orang ibu itu tidak akan tergantikan kasih sayangnya, wah kok jadi kemana-mana yah ceritanya? Nah hingga ahirnya ibu dan ayahku sah secara syariat islam menjadi suami istri, alhamdulillah mereka akhirnya dikaruniakan empat orang anak, satu cowok (Pardianto Sinaga) dan tiga cewek (Sitiodor Br.Sinaga, Marito Br.Sinaga dan Nur Ainun Br.Sinaga) tapi sayangnya ada juga yang meninggal diwaktu kecil namanya almarhumah Nur Ainur Br.Sinaga semoga beliau mendapat kebahagian dialam sana dan kami bisa berkumpul bersama-sama disyurga kelak amiin. Padahal menurut cerita dari semua kakaku beliau itu adalah sayang bangat sama aku, karena begitu sayangnya dia itu selalu nyuapin aku kalau pas makan dan tidak ada yang boleh nyuapin selain dia, tapi walaupun gitu aku itu nakal bangat sama dia, bahkan biarpun aku udah jahilin dia, dia itu gak mau melawan, kalau udah kesakita aja baru ngadu sama ayahku. Nah hingga akhirnya kami itu semua yang bisa saling kenal mengenal sampai sekarang ini itu kami cuman ada tujuh bersaudara yang seayah tapi beda ibu. Dari urutan ibu yang pertama ada empat bersaudaraya yaitu yang pertama Robert Sinaga, Khoirum Sinaga, Risma Sari Br.Sinaga, Nur Lela Br.Sinaga dan dari ibu yang ke-dua Sitiodor Br.Sinaga, Marito Br.Sinaga dan aku Pardianto Sinaga, inilah kami semua dari yang tujuh bersaudara, dan alhamdulillah meskipun diantara kami itu ada yang beda ibu semuanya sampai sekarang ini masih tetap rukun dan harmonis, yang tidak rukun itu cuman ibuku sama anak tirinya yaitu anak ibuku dari istri ayahku yang pertama, yah begitu pula sebaliknya kakak tiriku dan abangku juga sangat benci sama ibu kandungku, yah...alasannya sich karena waktu mereka kecil ibuku itu kebangatan bangat jadi orang, yah kalau aku dengar cerintanya sich ngeri bangat jadi menurutku sich wajar-wajr saja, yah..walaupun didalam ajaran agama islam itu tidak boleh, seberat apapun kesalahan orang itu harus belajar kita untuk memaafkannya karena Allah saja maha pemaaf, maha pengasih dan maha penyayang bahkan maha pengampun terhadap kesalahan-kesalahan hambanya selagi hambanya mau bertaubat dan tidak mengulanginya lagi (taubatan Nasuhah), lalu kenapa kita yang hanya sebagai ciptaan saja begitu berat untuk memaafkannya, yang semoga tulisan kecil ini bisa sampai kepada kakaku dan abangku semuanya sehingga jadi penghubung tali silaturahmi diantara kami semuanya, terlebihnya kakaku dan abangku yang beda ibu, karena mereka itu sangat membenci ibuku.




Lebaran Yang Tertunda

Lebaran Yang Tertunda
Dari sudut bilik kamarku yang begitu sederhana aku masih terus menatap dan membayangkan baju yang kita rencanakan untuk dipakai bersama dilebaran minggu depan, akan tetapi lebaran yang kita rencanakan bersama dengan moment yang begitu indah penuh bahagia walaupun hanya kita berdua semuanya sirna begitu saja karena kepergianmu yang gak bisa aku duga bak seperti halilintar yang menyambar kayu batak pohon yang mengering karena tidak ada lagi sumber kehidupan ynag didapati. Begitu juga dengan aku, dengan kepergianmu aku bagaikan kapal ditengah lautan tanpa nahkoda yang dihadang kerasnya badai dan ombak, aku hanya pasrah dengan mengikuti hempasan badai kemana aku harus dibawa, rintangan demi rintangan dan berbagai masalah yang menghadang langkahkupun tidak henti-hentinya berdatangan hingga ahirnya akupun hampir putus asa, dengan cara ingin mengahiri hidupku, dalam jerit tangisku aku memanggil namamu Ayah....,
“kemana lagi aku harus melangkah?...
“kenapa engkau meninggalkanku sendirian???....
Didalam tangisku juga aku memanggil-manggil saudaraku, kak...kalian dimana???..., ayah sudah pergi, kini aku tinggal sendiri kenapa kalian semua menjauh dan tidak ada yang datang, apakah kalain memang gak peduli samaku lagi dan gak sayang sama ayah hingga dihari pemakamannyapun kalian tidak ada yang mau hadir dan melayat.
Banyak pertanyaan yang aku haturkan dan aku cetuskan disela-sela tangisku, namun pertanyaan demi pertanyaan, hingga ahirnya pada isak tangisku dan pertanyaanku yang terfahir, ayah sekarang kalau kau pergi aku sama siapa???, hingga ahirnya dari kejauhan datang sosok wanita setengah baya menghampiriku dan mengelus-elus bahuku dan kayaknya berusaha keras meredahkan kesedihanku dan menahan isak tangisku yang nampaknya mulai tadi aku diperhatikan aku sudah lelah dan air mataku yang hampir kering karena sudah kehabisan disebabkan terlalu lama menangis, namun usaha kerasnya nampaknya tidak langsung berhasil meredahkan isak tangisku, aku masih terus menangis terisak-isak.


Kisah Nyata 01

23 Oktober 2015, 21.03 Sapen-Yogyakarta
Siapapun kamu dan dimanapun kamu yang memebaca oretan ini baik kita kenal langbsung atau tidak aku harap kamu tidak ada berfikir yang negatif tentang diriku.
Kembali malam ini aku lanjutkan pengalaman hidupku dan maslah-maslah yang aku hadapi, Aku sekarang sudah hidup ditengah-tengah hutan rimba, banyak makhluk namun tidak ada yang dapat aku bisa berbicara, banyak manusia namun satupun tidak ada yang bisa aku ajak untuk berdialok dan bertukar fikiran, kawan setiaku hanya tumpukan kertas dan bentangan sajadah, mungkinkah ini semua yang akan selalu menemani hari-hariku sampai aku menghembuskan nafas terakhir. Rabb bila aku berdosa mengucapkan seperti ini hukumlah hambamu ini,betapa banyak dosa hamba dan masalah hamba,hamba ingin dosa ini langsung ditanggungkan didunia ini saja seperti halnya ummat-ummat nabi yang sebelumnya dan hingga akhirnya semua masalah ini bisa aku fikirkan dengan tenang karena dosaku sudah ditebus,kalaupun memang semuanya tidak sanggup aku menanggungnya tapi setidaknya hamba tenang diakhirat kelak nanti karena tidak ada lagi tanggunganku.
Ayah....maafkan anakmu sudah gagal menjadi anak yang baik untukmu dan menjadi penenrang buat keluarga kita semua, aku bukan hanya gagal membimbing keluargaku namun aku juga sudah memutuskan tali silaturahmu beberapa bulan, aku berharap dengan kesendirianku tanpa memeberi kabar kepada mereka aku akan mendapi ketenangan, namun semakin aku menjauh dari mereka semakin jauh pula aku mendapi ketenangan hidup. Aku tidak tau harus berbuat apa lagi,memang walaupun aku tidak bisa menunagkan maslahku kepada kakaku,abangku akan tetapi aku masih mendapatkan kenyamanan bersaudara. Aku memang sadar aku ini sangat ego, aku merasa bisa sendiri tanpa bantuan siapapun didalam] menjalani semua ini, secara fisik aku memang mampu akan tetapi secara akal aku gak kuat lagi.
Asstaghfirullah...maafkan hamba yaa Allah bila pernah terlintas didalam hati ingin mencari Tuhan selain Engkau, semua itu terjadi karena aku memang rasanya tidak pantas lagi untuk jadi kkhlifah didunia ini, hamba mali yaa Rabb, begitu banyak karunia yang engkau berikan kepada hamba namun apa balasannya, walaupun ketaatanku/kedurhakaanku tidak akan mempengaruhi kekuasaanmu, tapi hamba ini Engkau berikan akal hingga hamba berfikir kembali dan introfeksi diri,terimaksih atas nikmat keimanan yang masih engkau berikan kepdada hamba semoga hamba bisa menjaganya hingga akhir hayat.