Catatan Harianku
Dan
Kisah keluarga Besarku
Hai....,namaku Pardianto sinaga tapi
panggilan akrabku atau aku lebih senang disapa dengan sapaan Ardi, mau tau gak
kenapa aku lebih suka dipanggil dengan nama Ardi???,,,,,
Gak usah aku kasih tau ya...,soalnya agak lebay sedikit, entar yang
baca jadi muak karena terlalu lebay jadi gak sampe selesai dech bacanya. Disini
aku mau berbagi cerita mengenai perjalanan hidupku dan keluarga besarku, tapi
berhubung aku masih belajar menulis aku tidak tau harus memulainya dari mana,
hhmmm....aku coba dari memperkenalkan sudaraku-saudaraku semuanya aja dech dulu
biar lebih jelas.
Aku adalah anak yang
paling bungsu dari antara kami semua bersaudara, kami adalah termasuk keluarga
yang besar juga lho....,kenapa tidak?,,,karena kami juga mempunyai dua nyokap
atau ibu, dan aku adalah merupakan anak ayahku yang paling kecil diantara
semuanya dan juga paling beruntung dari sebahagian anak-anak, yah meskipun aku
haus akan kasih sayang seorang ibu aku masih mempunyai kakak dan ayah yang luar
biasa, kenapa tidak dismaping beliau ayahku beliau juga teman bermainku dan
penyelamat dari segala marah bahaya, karena didalam memperjuangkanku hingga
smapai sebesar ini amat banyak tantangan dan rintangan yang dihadapi oleh
keluargaku khususnya ayahku dan kakaku, karena semasa kecilku akau
sakit-sakitan bahkan bisa dikatakan sakit keras yang berkepanjangan, dan aku
ini adalah anak dari istri kedunya ayhaku, karena aku sering sakit-sakitan apa
ayng kemauanku alhamdulillah selagi mampu masih dipenuhi, ditamnah lagi aku itu
besarnya didalam asuhan seorang ayah tanpa ibu jadi aku itu tidak mengenal yang
namanya kasih sayank ibu dan hidupku itu snagat kasar bahkan karena kasarnya
katanya aku itu semasa kecil nakal, tau tidak kenapa aku bilang kalau aku itu
nakal, yah karena dibilang kakak-kakak aku dan abang-abang seswaktu besar ini, tapi
meskipun begitu aku itu selalu dibelain ayahku. Kenapa tidak anak bungsu gt
lho...,karena kebanyakan anak bungsu kan mayoritas dimanjain ditambah lagi
kalau aku itu ditinggalin ibu dan suka sakit-sakitan.
Nah sebelum ayahku menikah dengan ibuku ternyata ayahku sudah menikah
dulu dengan wanita lain atau lebih tapatnya bisa dikatakan ibuku menikahi
ayahku dalam keadaan duda sementara ibuku gadis, tapi meski ibuku gadis dan
waktu itu ayahku duda bukan berarti ibuku tidak laku yah...,soalnya mereka itu
dijodohkan oleh kakekku.
Ayahku mempunyai anak dari istri pertamanya ada 4 (empat) dua cowok
(Robert Sinaga, Khoirum Sinaga) dan dua cewek (Risma Sari Br.Sinaga, Nur Lela
Sari Br.Sinaga) atau bisa dikatakan dua pasang dech..., tapi kakak aku itu
kembar lho, bahkan semasa gadisnya mereka cowok itu susah bedain mana yang
kakaan dan yang mana adean, eh...kok malah cerita masa lalu mereka
yah???..habisnya lucu kalau diingat-ingat, nah sewaktu ngelahirin abang aku
yang paling kecil (khoirum) ibunya meninggal atau bisa dikatakan kalau dalam
islamnya mati syahid dech...,nah
waktu beliau meninggal berarti abang aku kan masih bayi, sementara kakak aku
dan abang aku yang paling gedhe (Robert) itu juga masih kecil apa lagi anak
cowok mana ngerti ngurusin bayi, nah disampaing kebingungan ayahku ngurusin
anaknya yang masih kecil-kecil itu uwak aku berinsiyatif bakal nayrikan istri
lagi buat adiknya (ayahku) yah...meskipun kadang-kadang kalau ditawarin suruh
nikah lagi dengan nyari istri ayahku menolak, ehem..ehem...ternyata ayahku type
lelaki yang setia juga, semoga aku juga begitu kelak, tidak akan terpisahkan
kecuali maut yang misahin, amiinn....
Nah, karena ayahku
menolak disuruh nyari istgri lagi, uwak aku jadi sibuk sendiri dech nyarikan
istri buat adiknya (ayahku) itu, karena mungkin uwak aku kasihan melihat ayahku
merasa kerepotan ngurusin anak-anaknya yang masih kecil-kecil yah...meskipun
istri uwak aku mau njagain, tapi kan gak mungkin selalu bisa, karena
anak-anaknya juga masih ada yang kecil yang harus digemdong-gendong, apa lagi
ayahku itu adalah cuman ada tiga bersaudara doank dan cowok lagi semuanya tapi
aslinya sich empat, tapi waktu kecil kembaran ayahku yang cewek udah meninggal
duluan, ternyata kami adalah Gent kembar. Nah hingga pada akhirnya uwak amu
ketemulah dengan ayahnya ibu aku atau lebih mudahnya bisa dikatakan kakek aku,
hingga mereka bercerita banyak dan memperkenalkan marga masing-masing karena
didalam adat batak itu kalau ketemu orang lain pasti gak ketinggalan nanyak
marga, yah..pertamanya pasti nanyak suku dulu dan ujung-unjungnya marga dech,
hingga akhirnya kalau sama-sama paham sampe ketemu itu nenek buyutnya, dan itu
wajib lho tau...mulai dari asal nomor dan saudara semarga, ribet juga
yah...tapi emang begitulah adatnya batak dan kalau gak tau itu dikatakan dalam
istilah DALLE yang artinya telah
keluar dari marga, tapi asyik juga lho sebenarnya...., Nah, cerita punya cerita
sebelum perjodohan ayahku dengan ibuku berlangsung ternyata ibuku sebelumnya
sudah menjalin hubungan (pacaran) dengan lelaki pilihannya sendiri,
tapi....sayangnya non muslim udah gitu ditambah lagi beda suku (nias) jadi ini
nih yang membuat salah satu faktor cinta mereka gak direstui, tapi faktor
utamanya sich adalah karena suku nias itu, kalau maslah aqidah mah kan bisa
saja muallaf, ternyata kalau difikir-fikir adat ini jauh lebih ribet yah
ketimbang agama.
Nah sebelum hubungan mereka semakin dalam, ahkirnya prosesi perjodohan
antara ibuku dengan ayahku jadi dipercepat dengan pesta yang sederhana, dan
ahkirnya abangku dan kakaku punya ibu baru dech, yah...meskipun tidak sesuai
dengan harapan mereka, yan emang mungkin udah hukum alam kali yah...yang
namanya ibu tiri itu pasti kejam, tapi gak juga lah yah...itu semuanya kembali
kepada individualnya aja, buktinya yang katanya ibu itu pasti sayang sama
anaknya, tapi kenyataannya aku tidak mendapatkan itu, dan juga dimedia-media
banyak kita saksikan ibu kandung sendiri menjual anaknya, jadi kalau menurut
aku ibu yang baik itu adalah relatif, jadi jahat atau baiknya itu kembali
kepada diri masing-masing dan tergantung yang menilanya, baim itu ibu tiri dan
juga ibu kandung. Kenapa aku bisa katakan itu tergantung kepada diri pribadi
masing-masing...? karena aku mempunyai ibu angkat dan pastinya lebih renggang
hubungannya dari pada ibu tiri, tapi mereka baik semua kok, bahkan melebihi
kasih sayang ibu kandungku sendiri, walaupun kata orang ibu itu tidak akan
tergantikan kasih sayangnya, wah kok jadi kemana-mana yah ceritanya? Nah hingga
ahirnya ibu dan ayahku sah secara syariat islam menjadi suami istri,
alhamdulillah mereka akhirnya dikaruniakan empat orang anak, satu cowok
(Pardianto Sinaga) dan tiga cewek (Sitiodor Br.Sinaga, Marito Br.Sinaga dan Nur
Ainun Br.Sinaga) tapi sayangnya ada juga yang meninggal diwaktu kecil namanya
almarhumah Nur Ainur Br.Sinaga semoga beliau mendapat kebahagian dialam sana
dan kami bisa berkumpul bersama-sama disyurga kelak amiin. Padahal menurut
cerita dari semua kakaku beliau itu adalah sayang bangat sama aku, karena
begitu sayangnya dia itu selalu nyuapin aku kalau pas makan dan tidak ada yang
boleh nyuapin selain dia, tapi walaupun gitu aku itu nakal bangat sama dia,
bahkan biarpun aku udah jahilin dia, dia itu gak mau melawan, kalau udah
kesakita aja baru ngadu sama ayahku. Nah hingga akhirnya kami itu semua yang
bisa saling kenal mengenal sampai sekarang ini itu kami cuman ada tujuh
bersaudara yang seayah tapi beda ibu. Dari urutan ibu yang pertama ada empat
bersaudaraya yaitu yang pertama Robert Sinaga, Khoirum Sinaga, Risma Sari
Br.Sinaga, Nur Lela Br.Sinaga dan dari ibu yang ke-dua Sitiodor Br.Sinaga,
Marito Br.Sinaga dan aku Pardianto Sinaga, inilah kami semua dari yang tujuh
bersaudara, dan alhamdulillah meskipun diantara kami itu ada yang beda ibu
semuanya sampai sekarang ini masih tetap rukun dan harmonis, yang tidak rukun
itu cuman ibuku sama anak tirinya yaitu anak ibuku dari istri ayahku yang
pertama, yah begitu pula sebaliknya kakak tiriku dan abangku juga sangat benci
sama ibu kandungku, yah...alasannya sich karena waktu mereka kecil ibuku itu
kebangatan bangat jadi orang, yah kalau aku dengar cerintanya sich ngeri bangat
jadi menurutku sich wajar-wajr saja, yah..walaupun didalam ajaran agama islam
itu tidak boleh, seberat apapun kesalahan orang itu harus belajar kita untuk
memaafkannya karena Allah saja maha pemaaf, maha pengasih dan maha penyayang
bahkan maha pengampun terhadap kesalahan-kesalahan hambanya selagi hambanya mau
bertaubat dan tidak mengulanginya lagi (taubatan Nasuhah), lalu kenapa kita
yang hanya sebagai ciptaan saja begitu berat untuk memaafkannya, yang semoga
tulisan kecil ini bisa sampai kepada kakaku dan abangku semuanya sehingga jadi
penghubung tali silaturahmi diantara kami semuanya, terlebihnya kakaku dan
abangku yang beda ibu, karena mereka itu sangat membenci ibuku.